Plan of Development – POD dalam Industri MIGAS



Plan of Development – POD

Gambar: http://www.windrosenetwork.com/archivos/La-Industria-Maritima-Petrolifera-Sec.jpg

Pernahkah kita mengetahui bagaimana dan apa saja yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi di Indonesia? , Nah diblog ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang POD lapangan migas, ini diambil dari referensi dan pengalaman saya mengikuti lomba-lomba POD semasa kuliah, atau waktu saya mengerjakan project POD saat bekerja di suatu kontraktor Oil and Gas. 
Studi perencanaan pengembangan lapangan (Plan of Development – POD) di suatu lapangan yang diperkirakan mengandung minyak/gas bumi adalah suatu skenario mengambil minyak/gas bumi dari lapangan tersebut yang ekonomis dan ramah lingkungan. POD dapat dilakukan pada suatu lapangan yang baru ditemukan dan akan dikembangkan namun dapat juga dilakukan pada lapangan yang telah diproduksikan dengan sebutan POFD (Plan of Further Development). Secara khusus terdapat 3 jenis POD yaitu :
1.POD 
2.POFD (POD 1 , POD 2 dst)
3.POP (Put on Production)
Secara rinci yaitu :

I. POD Pertama (“POD I”)
1. POD I wajib mendapat persetujuan Menteri ESDM berdasarkan
pertimbangan dari SKK Migas.
2. Persetujuan POD I menandakan perubahan status WK dari periode
Eksplorasi menjadi periode Eksploitasi.
3. Jika terdapat perubahan terhadap POD I, maka usulan yang
disampaikan untuk persetujuan Menteri ESDM adalah mengenai aspek
yang berubah beserta perhitungan keekonomian secara keseluruhan
berdasarkan perubahan tersebut.

II. POD Kedua dan Seterusnya (“POD Selanjutnya”)
1. POD Selanjutnya adalah rencana pengembangan satu atau lebih
lapangan berikutnya dari struktur yang berbeda dari persetujuan POD
sebelumnya di dalam suatu WK Eksploitasi.
2. POD Selanjutnya wajib mendapat persetujuan Kepala SKK Migas.
3. POD Selanjutnya untuk kegiatan Secondary and Tertiary Recovery
didasarkan pada tambahan hasil produksi dari upaya Secondary and
Tertiary Recovery.

III. Put on Production (“POP”)
1. POP diajukan berdasarkan sumur temuan Eksplorasi pada WK
Eksploitasi dengan memanfaatkan Fasilitas Produksi yang sudah ada di
sekitarnya (existing facilities).
2. Dalam hal tidak dimungkinkan secara teknis operasi dan/atau kondisi
lapangan untuk menggunakan Fasilitas Produksi yang sudah ada di
sekitarnya (existing facilities), maka dapat diajukan usulan Fasilitas
Produksi yang diperlukan.
3. Sumur temuan Eksplorasi yang dapat diproduksi dengan menggunakan
mekanisme POP adalah sebanyak maksimal 2 (dua) sumur dalam
setiap usulan POP.
4. Dalam 1 (satu) struktur, maksimal hanya diberikan 2 (dua) POP.
5. Apabila struktur tersebut telah memiliki POP Kedua maka kegiatan
selanjutnya (termasuk POP yang telah ada) harus diusulkan menjadi
POD.
6. POP wajib mendapat persetujuan Deputi yang membidangi pengelolaan
perencanaan.

Adapun Bab-Bab yang disusun dalam draft POD yaitu sebagai berikut:

  • BAB 1 : Executive Summary

Pendahuluan memberikan keterangan mengenai lapangan yang distudi meliputi sejarah singkat lapangan, lokasi lapangan, jenis formasi dan reservoir, cadangan reservoir, skenario pengembangan, dan tujuan dari dilakukannya POD serta metodologi studi yang dilakukan, kajian geologi dan geofisika, potensi reservoir dan produksi, skenario pengembangan dan analisis keekonomian. (Kaya rangkuman umum isi POD)
  • BAB 2 : KAJIAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA

1. Geologi Regional
Geologi Regional merupakan penjelasan tentang gambaran singkat letak geologi dari lapangan, posisi dalam cekungan dan sejarah evolusi cekungan.
 Kerangka Tektonik
Kerangka Tektonik merupakan penjelasan tentang gambaran tentang kerangka tektonika yang berevolusi dan kemudian membentuk cekungan pada daerah potensi migas tersebut .
2. Stratigrafi Regional
Stratigrafi Regional berisi tentang deskripsi singkatnya urutan stratigrafi dari cekungan dimana lapanan minyak tersebut ditemukan juga informasi mengenai formasi penghasil hidrokarbon.
3. Sistem Petroleum
Sistem Petroleum adalah penjelasan tentang batuan induk, kematangan, daerah dapur, pola migrasi, reservoir, tipe geometri dan kualitas, dan jenis perangkap.
4. Rekonstruksi Geologi
Rekonstruksi geologi menggambarkan konstruksi ulang kondisi geologi di masa yang lalu.
5. Interpretasi Data Sumur
Intepretasi data sumur dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
a. Indentifikasi lapisan reservoir
b. Identifikasi lapisan reservoir
Identifikasi lapisan reservoir untuk menjelaskan secara rinci mengenai lapisan-lapisan yang ada dalam reservoir seperti : lapisan sandstone, limestone dan sebagainya beserta dengan kedalaman masing- masing lapisan.
c. Analisa petrofisik
Analisa Petrofisik adalah untuk mendapatkan Gross Reservoir, Porositas, Net To Gross (NTG), Saturasi Air (Sw), Identifikasi Zona Hidrokarbon (Pay), dan batas kontak hidrokarbon air (OWC, GOC,dll).
d. Korelasi lapisan pembawa hidrokarbon
Korelasi lapisan pembawa hidrokarbon menjelaskan mengenai struktur perlapisan dan stratigrafi lapisan yang mengandung hidrokarbon
6. Interpretasi Data Seismik (2D/3D)
a. Pengikatan data seismik dan data sumur untuk lapisan hidrokarbon
Pengikatan data seismik dan data sumur untuk lapisan pembawa hidrokarbon : untuk mendapatkan korelasi lapisan antara data sumur dan data seismik, sebab data sumur terdapat dalam domain kedalaman dan data seismik dalam domain waktu.
b. Hoizon picking
Horizon picking : untuk mengikuti kemenerusan lapisan penghasil hidrokarbon. Software yang digunakan diataranya IESX dan Seiswork.
c. Pembuatan peta struktur waktu (Time Structure Map)
Pembuatan peta struktur waktu : membuat pola struktur waktu lapisan penghasil hidrokarbon.
d. Pembuatan peta struktur kedalaman (Depth Structure Map)
Pembuatan peta struktur kedalaman : membuat pola struktur kedalaman lapisan penghasil hidrokarbon. Perlu dijelaskan proses dan metode yang digunakan untuk mendapatkan peta kedalaman. Software yang bias digunakan diantaranya CPS-3, Z-Map, dan In-Depth.
e. Pembuatan peta impedansi akustik (untuk 3D)
Pembuatan peta impedansi : peta impedansi akustik disarankan untuk dibuat khususnya untuk data seismik 3D. Gunanya untuk melihat sebaran heterogenitas reservoir. Didalamnya dijelaskan juga metoda yang digunakan dalam perhitungan nilai impedansi akustik.
f. Pembuatan peta atribut seismik (untuk 3D)
g. Peta atribut seismik : disarankan untuk dibuat khususnya untuk data seismik 3D. Didalamnya juga dijelaskan jenis atribut yang dipakai. Atribut seismik ini dengan integrasi data sumur digunakan untuk membantu dalam pembuatan peta sebaran iso porositas, sebaran ketebalan gross reservoir, iso saturasi, dll. Software yang digunakan adalah Geoframe dan Jason Hampson Russel.
7. Integrasi Data Sumur dan Seismik
a. Pembuatan peta sebaran isoporositas
b. Pembuatan peta sebaran ketebalan gross reservoir.
c. Pembuatan peta isopermeabilitas
d. Pembuatan peta isosaturasi
e. Pembuatan batas poligon
f. Perhitungan volumetrik
g. Perhitungan volume bulk reservoir dari peta gross reservoir
h. Pemetaan dan perhitungan volume net reservoir
i. Pemetaan dan perhitungan hidrokarbon pore volume

BAB 3 : KAJIAN POTENSI RESERVOIR DAN PRODUKSI
A. Reservoir Engineering
1. Sifat fisik fluida menyangkut data PVT dari lapangan tersebut di dalamnya terdapat :
a. Densitas (d)
Densitas merupakan sifat fisik fluida reservoir mendiskripsikan berat suatu fluida per-satuan volume. Umumnya diukur pada kondisi 60 oF dan14.7 psi.
b. Viskositas (m)
Viskositas besaran yang menunjukan hambatan fluida untuk mengalir. Untuk viskositas minyak biasanya memiliki satuan centipoises. Seperti sifat fisik fluida yang lain, viskositas dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Umumnya semakin tinggi temperatur menyebabkan viskositas semakin kecil.
c. Faktor Volume Formasi (Bo)
Faktor Volume Formasi menunjukkan perbandingan volume fluida pada kondisi reservoir dengan kondisi permukaan.
d. Kompresibilitas (c)
Kompresibilitas merupakan fraksi perubahan volume karena adanya perubahan tekanan pada temperatur yang tetap.
e. Rasio kelarutan gas (Rs)
f. Faktor Deviasi Gas (z)
Faktor Deviasi Gas merupakan perbandingan volume gas pada kondisi aktual dengan kondisi ideal.
g. Kelakuan Fasa Fluida
Kelakuan fasa fluida adalah perubahan fasa fluida karena adanya perubahan tekanan dan temperatur serta perubahan gaya tarik antar molekul.
2. Sifat Fisik Batuan
Sifat Fisik Batuan dalam program ini terdiri atas :
a. Basic Core Analysis
Basic Core Analysis adalah analisa core di laboratorium untuk menentukan parameter seperti permeabilitas absolut dan porositas, serta saturasi air.
b. Special Core Analysis
Special core analysis adalah menganalisa core di laboratorium untuk menentukan parameter seperti permeabilitas absolut, porositas, saturasi air, dan permeabilitas relatif.
3. Welltest Analysis
Welltest Analysis merupakan analisa kelakuan tekanan di reservoir akibat adanya perubahan laju alir. Software yang digunakan diantaranya PanSystem, Welltest 2000, Saphire.
4. Material Balance
Persamaan material balance merupakan persamaan yang dibuat berdasarkan konsep kesetimbangan massa. Jika volume pori dalam sebuah reservoir tetap maka perubahan volume minyak, gas dan air dalam pori reservoir tersebut adalah sama dengan nol, atau dengan kata lain tidak ada perubahan massa di dalam pori tersebut.
5. Perhitungan OOIP/OGIP
Original Oil In Place (OOIP)/Original Gas In Place (OGIP) dilakukan untuk tujuan analisis volume atau cadangan akumulasi hidrokarbon.

B. Production Engineering
Production Engineering meliputi :
1. Inflow Performance Relationship
Inflow Performance Relationship merupakan grafik yang menggambarkan kemampuan suatu sumur dalam memproduksi fluida hidrokarbon. Software yang digunakan misalnya Perform dan Pipesim.
2. Tubing Wellbore Outflow
Tubing wellbore outflow menunjukkan menunjukan kemampuan dan kinerja dari tubing dalam mengalirkan fluida sesuai dengan ukuran diameter yang dipakai.
3. Nodal Analysis
Nodal Analysis adalah prosedur untuk menentukan pada laju alir berapa minyak atau gas diproduksikan yang dievaluasi dengan melakukan perubahan beberapa parameter seperti ukuran tubing, ukuran flowline, tekanan separator, ukuran choke, dll. Juga dengan memperhitungkan adanya parameter komplesi sumur seperti gravelpack, dan perforasi.Software yang digunakan misalnya Pipesim dan Perform.
8. Well Diagram
Well Diagram merupakan diagram yang memberikan informasi mengenai jenis sumur, dan peralatan yang ada dibawahnya.
9. Well Completions
Well Completion menggambarkan bentuk komplesi sumur dimana komplesi ini akan mempengaruhi analisa nodal. Contoh komplesi misalnya gravelpack, desain perforasi, setting packer.
10. Sejarah Produksi dan Komplesi
Sejarah Produksi dan Komplesi memberikan keterangan mengenai sejarah sumur dari segi produksi serta komplesi yang pernah diaplikasikan pada sumur tersebut.
11. Spliting Produksi
12. Metode Pengangkatan
13. Peramalan Produksi/Decline Curve
Decline Curve metoda yang digunakan menentukan cadangan dari suatu reservoir dengan menggunakan data sejarah produksi.

C. Simulasi Reservoir 
Bab ini berisi proses pembuatan hingga pensimulasian model geologi-geofisika dari data GNG untuk digunakan dalam perencanaan pengembangan area kerja migas tersebut, pada Bab ini umumnya terdapat subab-subab sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data mengumpulkan data-data yang akan digunakan untuk melakukan simulasi reservoir. Data yang dikupulkan meliputi peta-peta geologi, hasil analisa core di lab, analisa fluida dan sejarah produksi dan tekanan.
2. Pembuatan Model
3. Pembuatan Model adalah tahapan dalam simulasi reservoir yang dilakukan untuk menggambarkan bentuk reservoir, batas reservoir, distribusi sifat fluida dan fisik reservoir kedalam sebuah model numerik, serta penentuan grid.
4. Inisiasi
OOIP/OGIP Matching, OOIP/IGIP Matching penyelarasan hasil OOIP/IGIP dari simulasi berdasarkan model yang dibuat dengan OOIP/IGIP dari data geologi.
5. History Matching
History Matching yaitu proses penyelarasan kinerja reservoir dari hasil simulasi dengan kondisi aktual.
6. Forecast
Forecast yaitu proses peramalan kinerja reservoir dengan menggunakan skenario yang ada.

BAB 4 : SKENARIO PENGEMBANGAN
Skenario Pengembangan adalah bab yang berisi rincian jenis skenario-skenario yang akan coba diterapkan pada lapangan tersebut. Skenario pengembangan tersebut biasanya sudah dilakukan simulasi reservoir terlebih dahulu (jika lapangan tersebut sudah memiliki model geologi), sehingga menghasilkan beberapa skenario yang akan diajukan kepada SKK Migas pada draft POD. Skenario disini biasanya ada 3 skenario minimal , dimana sekario itu terdiri dari Base Case, Skenario 1, Skenario 2, Skenario 3, dst.
Base Case:  Skenario ini biasanya adalah skenario awal sebagai pembanding, denagn menggunakan data sumur yang usdah tersedia pada lapangan tersebut (Misalnya jika masih tahap eksplorasi, sumur-sumur eksplorasi bekas pemboran eksplorasi coba diaktifkan lagi semuanya , atau dipilih beberapa saja, atau pada lapangan yang sudah lama produksi, dengan menggunakan data sumur yang sudah ada coba disimulasikan lagi). Sumur-sumur tersebut pada base case coba disimulasikan lagi dan diforecast hingga pada tahun akhir kontrak. Nanti dilihat kurva rate produksinya, jumlah minyak tau gas bumi yang ter ambil (recovery), dan sambil dihitung keekonomiannya juga.
Skenario 1 : Biasanya berisi inovasi dari base case (Misalnya Base Case + Well Stimulation), atau untuk POFD (Base Case + Well Stimulation + Workover), dan sama, sumur-sumur tersebut pada base case coba disimulasikan lagi dan diforecast hingga pada tahun akhir kontrak. Nanti dilihat kurva rate produksinya, jumlah minyak tau gas bumi yang ter ambil (recovery), dan sambil dihitung keekonomiannya juga.
Skenario 2 : Biasanya skenario inovasi dari Skenario 1 (Misalnya Skenario 1 + Infill Drilling) atau bisa juga (Base Case +Infill Drilling, tanpa stimulasi)
Skenario 3 : Biasanya inovasi dari Skenario 2 dengan menambahkan skenario secondary recovery seperti waterflooding, dsb (Misalnya Skenario 2 + Waterflooding)
Skenario 4 : Biasanya jika lapangan tersebut ingin dikaji hingga dicoba jika menggunakan metode EOR / Enhanced Oil Recovery, sehingga skenario dapat berupa (Skenario 3 + EOR) atau bisa juga (Skenario 2+ EOR) tanpa melewati fasa secondary recovery, ini tergantung dari kajian ekonomi dan reservoir.
Skenario-skenario yang diambil tersebut adalah skenario-skenario terbaik dari total skenario yang pernah dicoba, misalnya ingin dicoba-coba dengan mengubah-ubah jumlah sumur, posisi sumur, jumlah perforasi di lapisan, dsb, sehingga biasanya dalam pengerjaan skenario yang dicoba-coba simulasikan bisa sampe 30 an skenario (saya pernah sampe segini di lapangan yang kompleks ^_^) , untuk menjadi indikator baik dan buruknya, harus dilihat acuan -acuan reservoir, produksi, lama kontrak, dan ekonomi. Untuk reservoir dan produksi seperti RF nya, semakin besar RF semakin baik, untuk lama kontrak biasanya yang menjadi acuan adalah lama kontrak suatu perusahaan terhadap lapangan tersebut, misalnya kontrak perusahaan X di lapangan Y adalah 20 tahun, maka diusahakan didapatkan RF sebesar -besarnya 18 tahun sebelum itu (2 tahun biasanya untuk site restoration), jangan terlalu cepat dan jangan lewat dari jumlah waktu kontrak, seperti itu pemikiran oil company. Disisi lain sambil dihitung nilai keekonomian lapangannya, jadi dalam mengerjakan skenario benar-benar saling terintegrasi semuanya saat bersamaan antara Geologist-Reservoir Engineer- Production Engineer -Drilling Engineer- dan Economist nya, data hasil produksi simulasi reservoir diserahkan langsung ke production engineer untuk direncanakan fasilitas produksinya, kemudian diserahkan ke drilling engineer untuk pemilihan metode dan peralatan yang dimungkinkan untukproses drilling sumur-sumurnya serta biayanya, dan kemudian data produksi dan biaya fasilitas diserahkan kepada ekonomis migas dan dihitung indikator-indikator ekonominya, lalu dibandingkan dengan skenario-skenario sebelumnya, jika lebih buruk atau hanya sedikit gain yang didapat dari skenari tersebut dibanding skenario sebelumnya, maka proses diulang lagi untuk mencari skenario terbaik , pokoknya ribet dan berulang ulang dan memakan waktu yang lama ^_^. Berikut contoh bentuk skenario-skenario dalam suatu POFD yang pernah saya kerjakan : 



Untuk setiap skenarionya yang sudah terpilih, di dalam subabnya dibuat :
1. Jadwal Pengeboran Sumur-Sumur
2. Pemboran/Drilling
a. Desain Sumur
b. Tipe Rig
c. Jadwal Pemboran
d. Komplesi
e. Cluster atau Platform
3. Fasilitas Produksi
a. Standar Surface Facilities (sampai SPU)
b. Tambahan Surface Facilities
Segala sesuatu yang dilakukan terhadap reservoir memerlukan fasilitas termasuk operasi pemboran, komplesi, pemompaan, injeksi, pemrosesan dan penyimpanan. Desain yang sesuai dan perawatan fasilitas akan mempengaruhi perolehan keuntungan. Fasilitas harus mampu mendukung rencana manajemen reservoir. Peramalan biaya dan operasi didasarkan pada kebutuhan berbagai fasilitas yang akan digunakan.
4. Problem Produksi
Hal-hal yang harus diatasi pada problem produksi antara lain berupa produksi air dan gas yang dihasilkan dari sumur.
5. Transportasi
Transportasi : untuk mentransfer produksi minyak dari sumur sampai ke market, maka diperlukan production transportation system.
6. Aspek Lingkungan
a. Fisik
b. Sosial
Dalam mengembangkan dan mengoperasikan suatu lapangan, maka pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dan ekologi harus diikutsertakan. Batasan-batasan yang diatur harus dipenuhi. Hal-hal ini adalah aspek yang sangat penting dan sensitif dalam suatu proses manajemen reservoir, maka persiapan studi dampak lingkungan (AMDAL) perlu dilakukan.

BAB 5: ANALISIS KEEKONOMIAN (ECONOMICS & COMMERCIAL)
Analisis keekonomian dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan POD secara ekonomi. Untuk mengevaluasi kelayakan POD digunakan indikator-indikator, diantaranya sebagai berikut :
1. Rate of Return (ROR)
2. Pay Out Time (POT)
3. Profit to Investment Ratio (PIR)
4. Net Present Value (NPV)

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Menyimpulkan gambaran POD secara keseluruhan, antara lain tentang lapangan yang distudi, kajian geologi dan geofisika, potensi reservoir dan produksi, skenario pengembangan dan analisis keekonomian.
B. Rekomendasi
Merekomendasikan aktivitas-aktivitas POD yang akan dilakukan berdasarkan studi yang telah dilakukan.

 Urutan bab yang saya paparkan ini sedikit customize karena belum melibatkan dari tim-tim dari aspek teknis lain seperti lingkungan, CSR, dll , terkadang jika dari perusahaan atau pemerintah ingin meminta yang komplit maka yang menjadi patokan dasar adalah  PTK POD dari SKK Migas dengan urutan Bab sebagai berikut : 


Untuk PTK POD dari SKK Migas dapat didownload pada link berikut: https://skkmigas.go.id/images/upload/file/2017/10/PTK_037_2017_Plan_Of_Development.pdf

Sekian yang dapat saya bagikan, Terimakasih ^^ 

Comments

Popular posts from this blog

Perhitungan Beberapa Parameter Fisik Bintang

Ekspedisi KON -TIKI (KON-TIKI expedition)