Ekspedisi KON -TIKI (KON-TIKI expedition)
Para Kru ekspedisi Kon-Tiki |
Ekspedisi Kon-Tiki adalah salah satu ekspedisi atau penjelajahan ilmiah terkenal yang dipimpin oleh seorang ilmuan Geografi atau seorang Geographic Scientist dan Anthropolog yang bernama Thor Heyerdahl pada tahun 1947. Tujuan ekspedisi ini adalah untuk membuktikan bahwa penduduk Polynesia adalah penduduk asli Amerika selatan khususnya Peru yang berimigran ke kepulauan Polynesia yang berada pada kepulauan Samudera Pasifik pada jaman pra-Columbia.
Dalam kisahnya , Heyerdahl adala Ilmuan Norwegian yang ingin membuktikan hal tersebut di depan para ilmuan lain yang beranggapan pasti bahwa penduduk Polynesia adalah masyarakat asli pribumi Asia yang dipecah keberadaannya dari benua utama asia oleh pergeseran lempeng atau perecahan benua-benua. Dalam hal ini , thesis sang ilmuan benar-benar ditentang pada saat itu oleh para pakar Antropolog dan ilmuan Geografi yang ada pada jamannya dikarenakan anggapan faktor lingkungan samudera pasifik yang cukup ganas bagi pelayaran menggunakan kapal atau rakit sederhana oleh para masyarakat asli amerika yang masih cukup primitif dan belum mempunyai teknologi nautika yang canggih . Disaat itulah Heyerdahl benar-benar ingin membuktikan pernyataannya berdasarkan data-data yang pernah ia kumpulkan saat meneliti di suatu pulau di Samudera Pasifik bersama istrinya yang juga membantunya meneliti., bahwa dengan rakit sederhana masyarakat asli Amerika dapat menjelajahi ganasnya samuder pasifik dan mencapai kepulauan Polynesia dan idenya ini membawanya dalam sebuah ekspedisi terkenal yang bernama ekspedisi Kon-Tiki.
Ekspedisi Kon-Tiki ini diawali dari Peru, atau sebuah negara di Amerika selatan dimana Heyerdahl beranggapan asal penduduk mula mula dari daerah tersebut. Ekspedisi ini memakai dana pribadi dan sumbangan pemerintah Amerika Serikat dan bantuan perlatan dari milter Angkatan darat Peru serta fasilitas galangan kapal pemerintah Peru. Dalam pengerjaan kapal atau rakitnya,Heyerdahl dibantu oleh lima temannya yaitu Erik Hesselberg, Bengt Danielsson, Knut Haugland, Torstein Raaby, dan Herman Watzinger. Semuanya Norwegia kecuali Bengt Danielsson, orang Swedia.
Erik Hesselberg (1914-1972) adalah navigator dan seniman. Dia melukis sosok atau wujud Kon-Tiki besar pada layar rakit itu.Bengt Danielsson (1921-1997) sebagai yang bertanggung jawab atas pasokan dan konsumsi harian. Danielsson adalah seorang sosiolog Swedia tertarik pada teori migrasi manusia. Dia juga menjabat sebagai penerjemah, karena ia adalah satu-satunya anggota kru yang berbicara bahasa Spanyol. Dia juga seorang kutu buku, kotak perlengkapannya berisi banyak buku bacaan. Knut Haugland (1917-2009) adalah seorang ahli radio, yang berpengalaman pada masa Perang Dunia II . Torstein Raaby (1918-1964) juga bertanggung jawab atas transmisi radio. Dia memperoleh pengalaman radio saat bersembunyi di garis belakang Jerman selama Perang Dunia II, memata-matai Tirpitz kapal perang Jerman.Radio transmisi rahasianya membantu memberi panduan pembom sekutu untuk menenggelamkan kapal. Herman Watzinger (1910-1986) adalah seorang insinyur yang bidang keahliannya adalah dalam pengukuran teknis. Dia adalah orang pertama yang bergabung Heyerdahl untuk berekspedisi. Dia mengumpulkan dan mencatat segala macam data pada pelayaran.Rakit dibuat menggunakan kayu balsa dengan satu layar biasa yang dibentuk sebuah rakit yang sangat seerhana Setelah rakit tersebut jadi, rakit tersebut diberi nama KON-TIKI .
Gambar konstruksi kapal atau rakit sederhana Kon-Tiki |
PERJALANAN KON-TIKI
Rute ekspedisi Kon-TIki yang sejauh kurang lebih 5000 mil |
Menangkap ikan untuk dimakan |
Ilustrasi Kru yang berpegangan erat saat rakit menabrak karang atol Raroia |
Setelah 101 hari berlayar akhirnya pada tanggal 7 Agustus, pelayaran berakhir ketika rakit menabrak karang dan akhirnya terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni dari atol Raroia dalam kelompok Tuamotu. Tim telah melakukan perjalanan jarak sekitar 3.770 mil laut (6.980 km c. (4.340 mil)) , dengan kecepatan rata-rata 1,5 knot.
Setelah menghabiskan beberapa hari sendirian di pulau kecil, kru disambut oleh orang-orang dari sebuah desa di pulau terdekat yang tiba dengan kano. Para kru dibawa kembali ke desa asli, di mana mereka dipestakan dengan tarian tradisional dan perayaan lainnya. Akhirnya awak diambil dari Raroia ke Tahiti dengan menggunakan Schooner Prancis 'Tamara', dengan Kon-Tiki yang diselamatkan di belakangnya.Walaupun tidak tepat pada waktu yang diperkirakan Heyerdahl , namun tim berhasil membuktikan bahwa dengan teknologi pelayaran yang sangat sederhana mereka mampu mengarungi lautan pasifik yang ganas.
HASIL EKSPEDISI KON-TIKI
Patung-patung kepala "Moai" di pulau Paskah yang masih menjadi misteri sampai saat ini |
Dilain pihak , catatan pelayaran Kon-Tiki seperti cuaca, gelombang laut, dan habitat dan ekosistem mamalia laut yang dicatat pada pelayaran tersebut sangat berguna bagi pelayaran pada laut pasifik pada masa tersebut.
Buku dokumentasi ekspedisi Kon-Tiki Thor Heyerdahl |
Film kisah ekspedisi KON TIKI yang dirilis tahun 2012 dan memenangkan berbagai pengahargaan film |
Assalamualaikum. Langsung googling tentang Thor Heyerdahl, setelah melihat kabar tepat hari ini 100 tahun kelahrannya. Setelah membaca artikel ini, ternyata Heyerdahl adalah antropolog yang luar biasa. | Untuk admin Share to Create, terima kasih atas infonya.
ReplyDeleteArtikel Bagus Menambah Wawasan Pengetahuan Kita....
ReplyDelete